Minggu, 31 Oktober 2010

Saat Jamaah Masjid Melebihi Jemaat Gereja Anglikan di Inggris



Ahad, 24 Oktober 2010, 22:11 WIB

Masjid di dekat gereja di Bradford
REPUBLIKA.CO.ID,LONDON--Sebuah keuskupan bersejarah di Inggris terancam ditutup. Pasalnya, jemaat yang menghadiri kebaktian setiap ahad terus berkurang. Kondisi itu jauh terbalik dengan masjid-masjid di Inggris. Setiap sholat Jumat, jamaah kini selalu memenuhi masjid.

Menurut sebuah sumber, Komisi Keuskupan kini sedang menyusun proposal untuk menggabung Keuskupan Bradford di Yorkshire yang kini banyak ditinggali jemaatnya ke dalam keuskupan di wilayah tetangganya, Ripon dan Leeds.
Beberapa kalangan bahkan mendesak agar kedua kesukupan itu dimasukkan saja ke dalam keuskupan York sehingga menciptakan sebuah keuskupan super di bawah Uskup Agung York, John Sentamu, pemimpin gereja paling berpengaruh nomor dua di Inggris. Langkah itu diambil karena gereja menghadapi beberapa masalah keuangan serius tatkala aset nasionalnya senilai satu miliar pound dihapus. 

Sumber internal mengungkapkan, krisis akut itu terutama terjadi karena di sejumlah wilayah telah terjadi pergeseran populasi sehingga mempercepat penurunan jemaat yang pergi ke gereja. Akibatnya, dana yang bisa dihimpun gereja pun ikut merosot.

Seseorang bahkan mengatakan bahwa di sejumlah daerah dengan konsentrasi tinggi imigran Muslim telah ikut mempengaruhi kondisi itu. Gereja pun kini berjuang untuk mempertahankan tempat berpijaknya. Statistik memperkirakan bahwa akan ada lebih bayak Muslim sholat Jumat di masjid-masjid di Inggris daripada jemaat di gereja Anglikan pada hari Minggu dalam satu dekade ini.

Data terbaru mengungkapkan, masa-masa Keuskupan Bradford yang didirikan pada 1919 dan meliputi kota di utara Yorkshire dan timur Lancashire, serta tenggara Cumbria dan Leeds ini, telah berakhir. Data tersebut mengungkapkan, kehadiran jemaat di 147 paroki yang ada di bawah keuskupan itu, terus menurun dari 13.500 jamaah pada 2000 menjadi 8.700 jamaah pada 2008.

Sebaliknya, meskipun tak ada statistik resmi untuk jamaah Muslim, survei pemerintah memperlihatkan bahwa setidaknya seperempat dari penduduk Muslim sholat Jumat di masjid-masjid. Seorang ahli statistik agama, Peter Brierley, mengatakan populasi Muslim di Bradford sekitar 80 ribu orang dan sekitar 20 ribu di antaranya biasa melakukan sholat di masjid. Angka itu, lebih dari dua kali lipat, jemaat Anglikan yang pergi ke gereja.

Canon Rod Anderson dari Gereja St Barnabas di Heaton, Bradford, mengakui pihak gereja sengaja ingin menggabungkan kedua keuskupan itu untuk berhemat. Ia mengatakan, selama 16 tahun di gerejanya, jemaat telah berkurang dari lebih 100 orang setiap Minggu, menjadi antara 40-60 orang. ''Saya melihat pergeseran demografi dengan masuknya etnis besar Asia, terhadap jumlah jemaat dan pengaruhnya bagi keuangan gereja.''Gereja St Margaret di dekat Thornbury memiliki jemaat mingguan 20-30 orang dengan dana yang dihimpun dari jemaat setiap tahunnya stabil sebesar 20 ribu pounds. Pendeta Nicholas Clews (52) mengatakan, ''Tak ada keraguan dalam situasi seperti ini, pengurangan keuskupan merupakan cara untuk menghemat biaya.'' Sementara, 80 masjid yang berada di Bradford mampu mengelola dana jamaah lebih dari 60 ribu pound setiap tahun. Juru bicara Dewan Masjid Bradford mengatakan, ''Pada hari Jumat, masjid penuh sesak oleh jamaah. Bahkan tak jarang terlihat sekitar 2.000 orang sholat dalam sehari.

Di Keuskupan Ripon dan Leeds yang berpenduduk sekitar 810 ribu jiwa, atau 100 ribu lebih banyak dari Bradforrd, kebaktian setiap minggu kini hanya dihadiri 12.300 jemaat, atau turun dari 12.800 jemaat di tahun 2004. Sedangkan statistik mencatat, di Leeds saja ada sekitar 8.000 jamaah sholat Jumat di masjid-masjid di sana.


Red: Budi Raharjo
Rep: Daily Mail

Baru Masuk Islam, Ipar Tony Blair Diisukan Syiah



Ahad, 31 Oktober 2010, 14:16 WIB

Lauren Booth, ipar Mantan PM Tony Blair 
REPUBLIKA.CO.ID, LONDON--Jurnalis Lauren Booth, saudara bukan kandung dari Cherie Blair, istri mantan Perdana Menteri Inggris Tony Blair, membantah kebenaran isu yang menyebar bahwa dirinya menganut Syiah ketika memeluk Islam.

Lauren yang bekerja di koran Inggris 'Daily Mail' dan stasiun televisi Inggris 'Press TV' di London, melalui kontak telepon dengan koran "Al-Quds Al-Arabi", membantah kabar berita tersebut.

"Saya telah memeluk Islam dan tidak pernah mengatakan saya mengikuti sekte Syiah atau lainnya, saya tidak tahu kenapa terjadi pembelokan berita yang jelas dinyatakan dalam pers dan tidak ada kesamarannya," ujarnya.
"Saya belum masuk Islam ketika di Iran, meskipun saya katakan dalam pernyataan, saya masuk Islam setelah kembali dari perjalanan ke Iran," tegasnya lagi.
Lauren Booth juga mengungkapkan tentang dirinya, "Saya berenang di perairan Gaza, mengenakan (bikini) dan saya membuat malu rakyat Gaza adalah perkara yang kurang berperasaan dan bijaksa", ungkapnya.
Ia menambahkan, "Saya turun ke air dengan berpakaian lengkap dengan Dr Mona El-Farra dan kami pergi ke pantai pagi-pagi sebelum semua orang bangun, dan orang-orang Gaza menjadi saksinya, dan tidak ada yang keberatan dengan itu, saya seorang Muslim, dan seorang ibu, seperti yang saya pelajari dari ajaran Islam, bahwa bahkan jika benar, bahwa segera setelah seseorang memeluk Islam terhapus dosa-dosanya, Jika Allah telah mengampuni kita, mengapa stasiun televisi tersebut mempersoalkannya, apalagi hal itu tidak pernah terjadi," tandasnya.
Red: Djibril Muhammad
umber: voa-islam.com

Jumat, 29 Oktober 2010

Kota Madinah Al-Zahra Ditemukan di Spanyol


REPUBLIKA.CO.ID, SPANYOL--Ditemukan kota Madinah Al-Zahra yang dikaitkan dengan pusat pemerintah khalifah Bani Umayah yang bernama Abdurrahman Ketiga. Kota itu ditemukan di dekat Cordoba, Spanyol.


Kini, sisa-sisa kota itu tengah diperbaiki dan direnovasi. Barang-barang yang ditemukan di kota ini akan dipindahkan museum dekat kota ini supaya dapat disaksikan oleh masyarakat. Museum itu menyimpan barang-barang yang ditemukan di kota Madinah Al-Zahra seperti batu, gading, marmer dan barang-barang pecah.

Dengan jatuhnya pemerintah 90 tahun Bani Umayah pada tahun 132 hijriyah, Abdurrahman bin Muawiyah yang juga dikenal dengan Abdurrahman Al-Dakhel, melarikan diri dari cengkeraman Bani Abbas ke Maroko, utara Afrika. Setelah itu, ia memanfaatkan konflik di Spanyol dan perselisihan antarkabilah Arab.
Dengan bantauan para pendukung Bani Umayah dan kabilah-kabilah Yaman, Abdurrahman Al-Dakhel berhasil memasuki kota Andalusia (Spanyol saat ini) pada tahun 755 hijriah. Dengan menguasai kota Qurtuba, Abdurrahman mampu membentuk pemerintah tangguh dengan nama pemerintah Bani Umayah Andalus.
Setelah itu, Abdurrahman Ketiga menyebut dirinya sebagai khalifah. Ia kemudian memerintahkan pembangunan kota Madinah Al-Zahra dalam koridor program ideologi dan politiknya. Dengan langkah ini, Abdurrahman memberikan pesan penting kepada rival-rival pemerintahnya seperti Fathimiyun dan Bani Abbas. 

Pembangunan kota itu pada dasarnya ingin menunjukkan kekuatan Bani Umayah di bawah kendali Abdurrahman Ketiga, di hadapan kekuatan-kekuatan di masa itu. Hingga kini, kota peninggalan Bani Umayah di Spanyol itu baru berhasil digali 11 persen. Banyak barang dan peninggalan kota itu yang disimpan di museum dekat kota Cordoba.

Masjid Jin, Tempat Berimannya Para Jin?



REPUBLIKA.CO.ID, MAKKAH--Tidaklah Kami ciptakan jin dan manusia, kecuali untuk beribadah kepada-Ku." (Adz-Dzariyat [51]: 56). Begitulah penegasan Allah dalam Alquran tentang tujuan-Nya menciptakan jin dan manusia, yakni semata-mata untuk beribadah kepada Allah Yang Maha Esa. Karena itu, golongan jin dan manusia terbagi dua, yaitu Muslim dan kafir.

Jin menyatakan keislamannya yang diterangkan dalam Alquran surah Jin [72] ayat 1-2. "Telah diwahyukan kepadaku bahwa sekumpulan jin mendengarkan Alquran. Lalu, mereka berkata, `Sesungguhnya, kami telah mendengarkan Alquran yang menakjubkan, yang memberi petunjuk kepada jalan yang benar. Karena itu, kami memercayainya dan kami tidak akan mempersekutukan Allah SWT dengan siapa pun juga."
Peristiwa ini terjadi saat Rasul SAW bersama para sahabat sedang melaksanakan shalat Subuh. Ketika itu, Rasul SAW membaca surah Ar-Rahman [55] ayat 1-78. Dalam surah Ar-Rahman ini terdapat beberapa ayat yang berbunyi, "Maka, nikmat Tuhan kamu yang manakah yang kamu dustakan?" Ketika ayat ini dibacakan, para jin yang hadir saat itu langsung menjawabnya dengan kalimat, "Wahai Tuhan kami, sesungguhnya kami tidak mendustakan nikmat-Mu sedikit pun. Segala puji hanya bagi-Mu yang telah memberikan nikmat lahir dan batin kepada kami."

Ibnu Mas'ud menyatakan bahwa ia ikut menyaksikan malam turunnya ayat Jin ini. Rasulullah SAW bersabda, "Aku didatangi juru dakwah dari kalangan jin. Lalu, kami pergi bersamanya, dan aku bacakan Alquran kepada mereka."
Peristiwa ini terjadi di sebuah masjid yang terletak di kampung Ma'la, tak jauh dari pekuburan kaum Muslim di Kota Makkah. Dan kini, masjid itu dinamakan dengan Masjid al-Jin atau Masjid al-Bai'ah. Sebab, di tempat inilah para jin berbaiat atau menyatakan keislaman mereka kepada Rasulullah SAW untuk beriman kepada Allah SWT dan Kitab-Nya.
Masjid ini menjadi monumen terpenting antara Rasulullah SAW dan para jin. Konon pada saat itu, para Jin berencana menuju Tihamah. Namun, mereka mendengar bacaan Alquran. Mereka sangat takjub mendengarnya, dan kemudian berdialog dengan Rasulullah SAW, lalu menyatakan keimanannya. Mereka kemudian menyampaikan hal itu kepada kaum jin. Penyampaian para jin yang berbaiat dengan Rasul SAW itu diabadikan dalam Alquran surah Al-Ahqaf [46]: 29-32.

Dalam Asbab an-Nuzul karya Jalaluddin as-Suyuthi disebutkan sebab-sebab diturunkannya surah Al-Ahqaf ayat 29-32. Diriwayatkan dari Ibnu Abi Syaibah dari Ibnu Mas'ud. Ketika Rasulullah SAW sedang membaca ayat-ayat Alquran, ada beberapa jin (sejumlah riwayat menyebutkan jumlahnya ada sembilan jin dan sebagian lain menyebutkan tujuh jin) yang turut mendengarkan bacaan Alquran dari Rasulullah SAW. Kemudian, salah satu dari jin itu mengingatkan teman-temannya, "Diamlah, perhatikan bacaannya." Sesudah itu mereka kembali kepada kaumnya untuk mengingatkan mereka pada jalan yang benar.
Dalam kitab Ad-Durur al-Manshur disebutkan bahwa jumlah jin yang datang kepada Rasulullah SAW itu sebanyak tujuh jin. Sementara itu, menurut Ibnu Mas'ud sebagaimana dikutip Syekh Abdul Mun'im Ibrahim, dalam kitabnya Ma Qabla Khalqi Adam dan telah diterjemahkan dengan judul Adakah Makhluk Sebelum Adam? Menyingkap Misteri Awal Kehidupan, jumlah mereka sebanyak sembilan dan salah satu dari jin itu bernama Zauba'ah.

Responsif Dalam kitab Fath al-Bari bi syarh Shahih al-Bukhari bab Dzikru al-Jin disebutkan, pemimpin para jin itu bernama Wirdan. Para jin itu berasal dari Nasibain, yaitu sebuah daerah yang terletak di perbatasan antara Negara Irak dan Suriah, yaitu di dekat Mosul.

Menurut Abdullah ibnu Umar, ayat Alquran yang dibacakan Rasulullah SAW ketika itu adalah surah Ar-Rahman. Rasulullah SAW bersabda, "Tidak ada bagiku selain golongan jin yang lebih baik dalam merespons surah Ar-Rahman daripada kalian."

Para sahabat bertanya, "Bagaimana bisa, ya Rasul?" Rasulullah menjawab, "Ketika aku membaca ayat `Maka, nikmat Tuhanmu yang manakah yang kamu dustakan,' para jin berkata, "Wahai Tuhan kami, tidak ada sedikit pun dari nikmat-Mu yang kami dustakan."

Dalam hadis ini, Rasulullah SAW mengajarkan kepada para sahabatnya mengenai bagaimana mereka (golongan jin) menafakuri dan menadaburi (menelaah dan mencerna) ayat-ayat Allah SWT. Ketika ayat Alquran menanyakan sesuatu, para Jin itu dengan cepat merespons pertanyaan Allah.

Sementara itu, para sahabat masih terdiam dan terpaku mendengarkan ayat-ayat tersebut. Para jin lebih respek terhadap ayat yang banyak menggunakan kalimat istifham (pertanyaan) daripada manusia. Namun, diamnya para sahabat dalam merespons ayat Alquran ini masih lebih baik dibandingkan dengan orangorang kafir Quraisy yang enggan mengimani dan meyakini kebenaran Alquran dan ajaran Islam.

Teguran Menurut Syauqi Abu Khalil dalam Atlas Al-Qur'an, surah Jin dan Al-Ahqaf itu memberikan teguran kepada orangorang kafir Quraisy dan Arab di Makkah yang terlambat merespons keimanan. Sementara itu, jin yang bukan berasal dari golongan manusia lebih cepat dalam menerima dan merespons dakwah yang disampaikan Rasulullah SAW.

Para Jin ini terbagi dua, yakni jin kafir dan jin Islam (mukmin). Jin yang beriman akan ditempatkan di surga, sedangkan jin kafir akan ditempatkan di neraka. Rasulullah SAW menggambarkan bahwa para jin itu terbagi tiga golongan, yakni golongan yang bisa terbang di udara, golongan ular dan anjing, serta golongan yang bermukim dan hidup berpindah-pindah. Lihat hadis sahih yang diriwayatkan Ibnu Abi Dunya dalam Maqasid asy-Syaithan, dalam bagian Hawatif, riwayat al-Hakim, dan juga hadis lainnya.
Sebagaimana manusia dan hewan, para jin ini juga makan dan minum, menikah, beranak, serta mati. Menurut Syekh Abdul Mun'im Ibrahim, para jin ini adalah penghuni dunia yang hidup di tempat-tempat sepi dari manusia dan di padang pasir. Dan, diantara para jin itu ada yang hidup di pulau-pulau di tengah laut, di tempat sampah, di tempat rusak, dan di antara mereka ada yang hidup bersama manusia.

Jin memiliki kemampuan yang tidak dimiliki manusia, seperti terbang, naik ke langit, mendengar apa yang tidak bisa di dengar oleh manusia, dan mereka juga melihat apa yang tidak dapat dilihat oleh manusia. Wa Allahu A'lam.